Sabtu, 18 Juni 2011

Kebudayaan korea

Keadaan social budaya Korea Selatan

a)     Budaya Perkawinan
Kebudayaan garis keluarga di Korea adalah berdasarkan atas sistem Patrilinial. Pria memegang peranan penting dalam kesejahteraan keluarga dan diwajibkan untuk bekerja. Wanita diperbolehkan untuk bekerja hanya kalau diperbolehkan oleh suami atau jika hasil kerja suaminya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tugas utama wanita adalah untuk mengasuh anak dan menjaga rumah.
Budaya perkawinan Korea sangat menghormati kesetiaan. Para janda, jika suami mereka mati muda, tidak dizinkan menikah lagi dan harus mengabdikan hidupnya untuk melayani orang tua dari suaminya. Begitu juga yang terjadi pada seorang duda yang harus melayani orang tua dari istrinya walaupun istrinya tersebut mati muda.

b)    Budaya dalam hal keturunan
Dalam budaya Korea , keturunan atau anak dianggap sebagai sebuah anugerah yang amat besar dari Tuhan. Oleh karena itu, setiap keluarga disarankan untuk memiliki paling tidak seorang keturunan. Oleh karena budaya yang amat menghormati anugerah Tuhan tersebut, aborsi yang bersifat sengaja akan diberikan hukuman yang amat berat secara adapt, yaitu hukuman mati kepada sang Ibu dan orang lain yang mungkin terlibat di dalamnya, seperti suaminya (jika suaminya yang memaksa), dokter (jika dokter yang memberikan sarana untuk aborsi), dan lain-lain. Akan tetapi, secara hukum, tidak akan diadakan hukuman mati. Hukuman mati biasanya hanya dilaksanakan di daerah pedalaman Korea di mana adat masih berpengaruh secara kuat.
Pembagian harta warisan dalam budaya ini amatlah adil. Tanpa memperdulikan jenis kelamin, keturunan dari seseorang akan mendapatkan pembagian harta dengan jumlah yang sama dengan saudara-saudaranya. Akan tetapi, dalam prakteknya ini tidak selalu terjadi. Kebanyakan orang tua menyisihkan lebih banyak harta warisan kepada anak tertua mereka.

c)     Budaya Makanan
Dalam budaya Korea , ada satu makanan khas yang memiliki suatu arti yang tidak dimiliki oleh makanan lainnya. Makanan ini disebutkimchi. Di setiap session makanan, ketidakberadaan kimchi akan memberikan kesan tidak lengkap. Kimchi adalah suatu makanan yang biasanya merupakan sayuran yang rendah kalori dengan kadar serat yang tinggi (misalnya bawang, kacang panjang, selada, dan lain-lain) yang dimasak sedemikian rupa dengan bumbu dan rempah-rempah sehingga menghasilkan rasa yang unik dan biasanya pedas. Dalam kenyataannya (menurut hasil penelitian kesehatan WHO), jenis-jenis kimchi memiliki total gizi yang jauh lebih tinggi dari buah manapun.
Hal yang membuat kimchi menjadi makanan yang spesial ada banyak faktornya. Faktor pertama adalah pembuatannya. Kimchi (dalam hal ini adalah kimchi yang dihidangkan untuk acara-acara spesial, bukan kimchi untuk acara makan biasa dan sehari-hari) dibuat oleh wanita dari keluarga bersangkutan yang mengadakan acara tersebut dan hanya bisa dibuat pada hari di mana acara tersebut dilaksanakan. Semakin banyak wanita yang turut membantu dalam pembuatan kimchi ini, semakin “bermakna” pula kimchi tersebut. Kimchi juga merupakan faktor penentu kepintaran atau kehebatan seorang wanita dalam memasak. Konon katanya, jika seorang wanita mampu membuat kimchi yang enak, tidak diragukan lagi kemampuan wanita tersebut dalam memasak makanan lain. Faktor ketiga adalah asal mula kimchi. Kimchi pada awalnya dibuat oleh permaisuri dari Raja Sejong sebagai hidangan untuk perayaan Sesi.

d)     Kebiasaan / Tradisi, Kesenian, dan Bahasa Korea Selatan
Ada sebuah tradisi / kebiasaan yang cukup terkenal di Korea. Tradisi ini dinamakan “sesi custom”. Tradisi sesi dilaksanakan sekali setiap tahun. Sesi adalah sebuah tradisi untuk mengakselerasikan ritme dari sebuah lingkaran kehidupan tahunan sehingga seseorang dapat lebih maju di lingkaran kehidupan tahun berikutnya. Tradisi sesi dilaksanakan berdasarkan kalender bulan (Lunar Calender). Matahari, menurut adat Korea , tidak menunjukkan suatu karakteristik musiman. Akan tetapi, Bulan menunjukkan suatu perbedaan melalui perubahan fase bulan. Oleh karena itu, lebih mudah membedakan adanya perubahan musim atau waktu melalui fase bulan yang dilihat.
Dalam tradisi sesi, ada lima dewa yang disembah, yaituirwolseongsin (dewa matahari bulan dan bintang), sancheonsin(dewa gunung dan sungai), yongwangsin (raja naga), seonangsin(dewa kekuasaan), dan gasin (dewa rumah). Kelima dewa ini disembah karena dianggap dapat mengubah nasib dan keberuntungan seseorang. Pada hari di mana sesi dilaksanakan, akan diadakan sebuah acara makan malam antar sesama keluarga yang pertalian darahnya dekat (orang tua dengan anaknya). Acara makan wajib diawali dengan kimchi dan lalu dilanjutkan dengan “complete food session”.
Ada juga mitos lain dalam memperoleh keberuntungan menurut tradisi Korea, antara lain “nut cracking” yaitu memecahkan kulit kacang-kacangan yang keras pada malam purnama pertama tahun baru, “treading on the bridge” yaitu berjalan dengan sangat santai melewati jembatan di bawah bulan purnama pada malam purnama pertama tahun baru yang katanya dapat membuat kaki kita kuat sepanjang tahun, dan “hanging a lucky rice scoop” yaitu menggantungkan skop (sendok) pengambil nasi di sebuah jendela yang katanya akan memberi beras yang melimpah sepanjang tahun.
Kesenian tradisional di Korea, dalam hal ini musik dan tarian, diperuntukkan khusus sebagai suatu bagian dalam penyembahan “ lima dewa”. Ada beberapa alat musik tradisional yang digunakan, misalnya hyeonhakgeum (sejenis alat musik berwarna hitam yang bentuknya seperti pipa dengan tujuh buah senar) dan gayageum(alat musik mirip hyeonhakgum tetapi bentuk, struktur, corak, dan cara memainkannya berbeda dan memiliki dua belas buah senar). Tarian tradisional yang cukup terkenal di Korea antara laincheoyongmu (tarian topeng), hakchum (tarian perang), danchunaengjeon (tarian musim semi). Tarian chunaengjeon ditarikan sebagai tanda terima kasih kepada dewa irwolseongsin dan dewasancheonsin atas panen yang berhasil.
Bahasa yang digunakan di Korea adalah bahasa Korea . Penulisan bahasa Korea dinamakan Hangeul. Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong pada abad ke 15. Hangeul terdiri dari 10 huruf vokal dan 14 konsonan yang bisa dikombinasikan menjadi banyak sekali huruf-huruf dalam bahasa Korea. Hangeul sangat mudah dibaca dan dipelajari. Hangeul juga dianggap sebagai bahasa tulisan yang paling sistematik dan scientific di dunia.

Jumat, 17 Juni 2011

Venice Romantic City for Me and Him

Venice...I think everyone agree if I say that venice is one of the romantic place in this world. Many places can we visit with a wonderfull sightseeing. I have a dream that some day I can go there with him. Enjoy of the wonderfull view with him...the places that I want visit with him :
1. Grand Canal
 

 

2. Rialto Bridge


3. Gondola Rides


Taking a gondola ride through the canals of Venice can be very romantic, but it can also be costly. Here's some information to help you get the most out of your gondola ride.

Gondola Fares

  • Gondola fares are standard and set officially. These are the minimum fares for a standard gondola ride but rates can go higher.
  • A standard gondola ride is 40 minutes so if you negotiate for a lower fare, you'll end up with a shorter ride.
  • Gondola fares are higher at night.
  • Gondolas hold six people and can be shared without affecting the fee so you can save money by sharing a tariff with several people.
  • If you book a gondola ride through a hotel or agency, there's likely to be an additional fee built in to the price.
  • If you'd like to arrange your gondola ride ahead of time (and pay in US dollars), Select Italy arranges gondola rides with or without music.
  • Here are current gondola fares
  • What to Expect from your Gondolier
  • Gondoliers must be officially licensed.
  • Gondoliers must wear black pants, a striped shirt, and closed dark shoes. They usually have a special hat but don't always wear it.
  • Singing is not a requirement for a gondolier. Although some may sing, it's best not to expect it. Some may also give information during the ride.
  • Gondoliers stand up to row and use only one oar as this is the best way to row through the narrow canals of Venice.
  • If you want to go to a particular place, be sure to discuss it with the Gondolier before the ride.
  • Most gondeliers speak some English.
  • It is extremely rare for a woman to become a gondolier.

Where to Go on a Gondola Ride

Most people recommend taking a gondola ride on the quiet, back canals rather than on the crowded Grand Canal. If you want to ride on the Grand Canal, a vaporetto is much less costly. Riding on canals in less touristed areas lets you see a different view of Venice and there won't be bumper to bumper gondalas.

Choose a gondola stop in the area you want to visit. If you want back canals, walk a few blocks off the main street (and away from San Marco) to look for a gondolier. Our Venice sestiere map and information can help you choose what neighborhood you want to explore.
A gondola is like a luxury car. Although black is the official color, many are ornately decorated and have comfortable seats and blankets. You can stroll around and look for one that suits your fancy.

Traghetto Crossing on the Grand Canal - Cheap Gondola Alternative

If all you really want to do is get into a gondola, you can take a traghetto across the Grand Canal. A traghetto is an empty gondola used to ferry passengers back and forth across the canal. While it might not be so romantic, it's much cheaper (currently 50 Euro cents) and you get a great view of the Grand Canal. Take a look at this video of crossing the Grand Canal on tragetto.